Tujuan hari ini adalah rumah Ela, karena hari ini adalah hari bahagianya.
Jadi pagi ini Riri janji ketemu Mas Dar sebelum jam 6 di terminal Lebak Bulus. Bangun pagi jam 4, meskipun hujan tapi Riri tetap datang karena takut mas Dar nunggu lama. Tapi akhirnya malah Riri nungguin 1 jam di sana! Udah gitu Riri sempat ngancam mau balik lagi ke rumah, nggak jadi ke acara nikahannya Ela.
"Riri... naik deborah aja. Kasian Ela, masa di hari pentingnya Riri nggak dateng sih?"
"Nggak ada yang kasian sama akooh??"
Wah gawaaat.. akhirnya setelah membujuk Riri biar nggak ngambek lagi, Riri setuju naik deborah sampai stasiun Depok baru, kemudian naik kereta ke Bogor. Ini pertama kalinya Riri ke Bogor sendirian loooh... yeyey...Riri langsung berasa jadi superwoman.
Gw dan Suci emang udah nungguin Riri sekitar 1 jam di stasiun Bogor, di kedai Venus Roti Unyil, sambil minum teh, ngobrol-ngobrol dan mencicipi roti unyil. Hehehe... jadi yang tadinya janjian di stasiun Bogor jam setengah 8 pagi, malah ngaret sampe jam setengah 10. Tentu saja, tanpa Mas Dar. Kami naik angkot 12 dari stasiun Bogor menuju Barata. Nggak terlalu susah dicari alamatnya, jadi cepat saja kami sampai ke tujuan.
Ela yang nggak biasa dandan kalo ke kantor, jadi terlihat sangat berbeda hari ini. Pancaran aura pengantin. Haha... Oia, gw sempat dikasih melati sama Ela. Biar cepat menyusul katanya ^_^ hhoho... Aamiiin..
Acara pernikahannya Ela juga cukup meriah. Ada tarian adat dan lain sebagainya. Pokoknya seru...
Setelah acara tarian adat itulah, kami foto-foto di kamar pengantinnya Ela. Hihihi...
Gak lama kemudian, mbak Elly datang. Disusul kabar ojeknya mas Dar mogok di tengah jalan. Jadi harus ganti ojek. Plus, Mas Dar kelaperan. Hahaha... *evilgrin.
Ternyata malah keadaannya lebih parah lagi. Setelah mas Dar datang, dia cerita. Ojek yang ditumpanginya mengeluarkan asap, kebakar gitu, mogok. Akhirnya ganti ojek. Nah, setelah sampai depan perumahan ternyata ada fogging! Mas Dar jadi berasa kayak artis yang baru muncul di panggung, trus dikasih asap.
Kasian banget, padahal udah dandan abis-abisan. Pake jas pulak :))
Kejadian yang menimpa Mas Dar itu kayak karma dari Riri. Hahaha... langsung kebales.
Well, sebenarnya Mas Dar emang udah ngerasa bersalah banget sama Riri. Jadi setelah foto-foto di nikahannya Ela, makan-makan dan pamit pulang, kita diajak jalan-jalan ke Kebun Raya Bogor. Padahal sebelum nikah, Ela pengen banget ngajakin gw, suci dan riri jalan-jalan ke Bogor. Sekarang udah kesampean nih, tapi pas di hari pernikahannya dia. LOL
Berhubung adzan zuhur berkumandang setelah berpamitan sama Ela, jadi kami shalat dulu di mushala depan perumahan. Mbak Elly nggak ikutan soalnya ada agenda lagi. Abis tu sambil nungguin Riri dandan setelah solat, mas Dar ngabisin roti unyil yang tadi gw beli, biar bawaannya nggak berat ^^. Hhehe... Mas Dar sempat protes juga ke gw, "Riri ngapain dandan sih? Mau ketemu rusa aja rapi banget..."
Yaaaa.... namanya juga cewek...
Kami naik angkot sampai stasiun Bogor. Kemudian jalan kaki. Yups, jalan kaki di trotoar niatnya sampai pintu masuk KRB. Gw sih yang nggak kebayang seberapa jauhnya, cuek aja. Toh emang gw biasa jalan kaki. Tapi lama-lama.... jalan kaki pake sepatu heels 3 cm tuh lumayan loooh (gw biasa pake sepatu flat). Dan kami memutuskan naik angkot lagi.
Ketika tiba di sana, Riri yang baru pertama kali ke KRB keliatan sumringah banget. Hahaha... Keselnya ilang deh sama mas Dar. Apalagi ketika Mas Dar menyorot Riri dengan handycam-nya, "ayo kamu kalo mau marah-marah ke aku sekarang aja. Aku rekam nih," tapi Riri udah demam kamera duluan. Nggak jadi marah deh ^^, naiiis tips.
Rencananya Mas Dar mau bikin semacam film dokumenter perjalanan gitu. Jadi sejak kami masuk KRB selalu disorot. Ada adegan per adegan. Haha... adegan baru masuk KRB, nunjuk-nunjuk peta, dst.. dst...
Kami akan pergi ke museum zoologi. Gw baru ngeh klo ada garden shop di belakang peta perjalanan. Di samping garden shop itu ada pohon yang buahnya kayak buah asem tapi gede banget, sebesar betis orang dewasa. Sayangnya nggak bisa liat itu buah isinya apaan, atau sekedar menyicipi. Kami terus berjalan hingga tiba di museum yang ternyata sedang dalam renovasi!
Renovasi itu nggak menyeluruh. Kami bisa masuk di pintu belakang yang ada kerangka ikan paus biru. Sumpah gede banget! Gw, Suci dan Riri juga banyak foto-foto di sana. Haha... teteppp ye....
Kami masuk ke dalam dan mengambil beberapa foto hewan di dalam. Mas Dar selalu yang mengambil gambar kami dengan hewan, hewannya aja, atau kami aja para ciwi ciwi.
Di setiap sudut kami foto (kecuali ular). Bareng kupu-kupu, ikan, kura-kura, macan, kukang, sampai akhirnya Mas Dar protes, "Hey, kok kalian nggak ada yang foto sama aku? Aku kan udah disemprot, bebas nyamuk." Hahaha... yo wis, akhirnya Riri yang ngambil foto Mas Dar. Karena nggak mau difoto sendirian, akhirnya gw dan suci ikutan nimbrung di sana. Tepat di depan ikan gede.
Puas dengan foto-foto di museum zoologi, kami melanjutkan perjalanan. Foto-foto lagi di depan rumah tua? Entah bangunan apalah itu namanya yang ada di depan museum. LOL. Kalo lagi jalan berempat gini, Mas Dar bener-bener kayak Pakde kita deh. Padahal dulu Mas Dar pernah bilang ke Mas Haryo, "Gw ogah ah jalan sama mereka (Retno, Suci, Ela, Riri) kalo nggak ada lu. Ntar jadi kayak babbysitter mereka," Hahaha... dan itu malah terwujud hari ini. Pakdeee..... beneran jadi kayak charlie & angels. LOL
Kami juga ditraktir es krim sama mas Dar. Katanya, "jalan-jalan sama kalian enak ya, modalnya cuma es krim tiga rebu. Kalo gini sih sampe pilek juga gapapa aku yang traktir."
Itu karena Riri ribut banget pengen nyari mesin ATM, nggak enak kalo nggak pegang uang, katanya. Mas Dar yang (mungkin) masih ngerasa bersalah bilang, "kamu mau ngapain sih megang duit? Nih aku punya uang kok. Bilang aja, mau jajan apa?"
"Nggak mauu... aku mau narik sendiri." Riri ketus.
"Yaudah nih, tarik aja sendiri," Mas Dar ngeluarin dompet dan nyuruh Riri narik sendiri uang di dalamnya. Tapi dompetnya ditarik lagi sama Mas Dar ketika Riri dan Suci udah ambil ancang-ancang. Mas Dar nggak tega ngeliat duitnya ditarik-tarik orang. Hahaha...
Setelah itu, Riri ketemuan dengan sepupunya, Vivi.
yeyeye.... akhirnya ada yang bisa ngambil foto kami berempat. Haha... Mas Dar seneng banget deh, biasanya kan dia yang fotoin ciwi-ciwi. Buat foto penutup, kami ambil gambarnya di tepi danau. Oia, mumpung masih di tepi danau, kami lihat rusa dulu di dalam pagar istana. Tapi rusanya malu banget nggak mau mendekat ke pagar...
"Rusaaa... sini dong.."
Rusanya cuekbebek rusa, masih asik saja makan rumput. Kata Mas Dar biasanya rusa mau loh ke pinggir-pinggir pagar. Padahal Riri udah dandan abis-abisan buat ketemu rusa. Hahaha... Nggak sopan nih.
Hari sudah beranjak sore. Mau jalan-jalan lebih jauh ke dalam juga nggak enak. Udah mulai gelap. Akhirnya kamiberempat berlima ke mushala untuk menunaikan shalat ashar. Setelah itu.... pulang! Nggak jadi naik mobil keliling kebun raya. Mas Dar udah keluar keringat dingin saking kelaparannya. Lagian sih di tempat Ela tadi Mas Dar nggak mau makan.
Mulai gerimis, dan kami masih dalam perjalanan ke BTM (Bogor Trade Mall) untuk mencari sesuap nasi. Mas Dar sih, yang paling semangat. Dia jalan paling depan, disusul gw dengan posisi nomor dua, Suci yang ketiga, Riri dan Vivi berada di posisi terakhir sambil bawa payung. Hujan semakin deras ketika kami berada di depan BTM. Kami lari masuk ke dalam! Kami, kecuali dua cewek yang bawa payung itu :))
Kami pesan makanan dan duduk di dekat jendela yang menghadap jalan raya depan mall. Lalu lintas kota Bogor sangat padat. Bukan kota seribu angkot lagi, tapi dari data terakhir, mencapai delapan ribu angkot. Lupakan soal lalu lintas sejenak, kami makan dengan lahapnya. TerutamaCharlie Mas Dar.
"untung aja kita udah sampe sini sebelum hujannya tambah deras ya. Gak kebayang kalo kita masih di kebun raya."
"iyalah, aku bisa makan rumput!"
Dan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, makanan itu ludes. ^^,
Sambil duduk-duduk santai itu lah, kami cerita-cerita. Entah asumsi dari mana gw dikira dijodohin sama orang Purwokerto saat berkunjung ke Jateng minggu lalu. Hahaha... bukaaan... bukan dijodohin, bukan dilamar apalagi dinikahkan di sana. big nooo.... cuma refreshing aja kok.
Dan omong-omong tentang Ela, Mas Dar ngasih wejangan sore, "seberapa besar ekspektasi kamu ke calon? Seperti gelas ini, jangan berharap yang berlebihan, nanti tumpah. Tapi jangan yang kurang juga, nanti nggak memenuhi kebutuhanmu. Jadi harus tetapkan standar kesanggupan kamu bersama dia,"
noted! Ya, kadang kita emang mengharapkan pasangan yang sempurna, tapi nggak melihat batasan diri sendiri, tanpa kita sadari yang berlebihan itu nggak baik.
"Cowok2, jika kalian ingin istri yang cantik seperti bintang film, setidaknya pastikan kita setampan bintang film juga. Jika kalian ingin istri yang pintar, jenius, setidaknya pastikan kita juga pintar dan jenius. Jika kalian ingin istri yang pandai memasak, jago mengurus rumah, setidaknya pastikan kita juga pandak memasak, jago pula mengurus rumah. Pun, jika kalian ingin istri yang baik, salehah, maka setidaknya pastikan kita juga baik dan saleh. Nah, buat cewek2, jangan mesem2 senang. Ini juga berlaku sebaliknya buat kalian." - Tere Liye
---
Pukul lima sore, kami memutuskan untuk pulang. Riri sudah ke ATM, Mas Dar sudah mengambil video hiruk pikuk jalanan depan BTM buat dibikin artikel. Tujuan kami selanjutnya stasiun Bogor. Kami semua naik kereta kecuali Suci yang memang akan ke rumah neneknya.
Kami duduk di gerbong tengah. Riri dan Vivi turun di stasiun Bojonggede. kami sudah tidak banyak cerita lagi karena memang sudah capek sekali. Memasuki stasiun Citayam, Mas Dar ikutan turun. Lha, ngapain ikut-ikutan?
"aku belom pernah turun di sini, pengen tau aja," katanya. Mungkin sekalian di-shoot. hhaha... yaudah gw ajak jalan aja lewat gerbang belakang, sampai jalan raya. Kemudian Mas Dar akan masuk lagi ke stasiun Citayam lewat gerbang depan yang jalanannya selalu ramai itu.
Adzan Maghrib berkumandang, jadi gw nggak dijemput siapa-siapa. Udah jadi kebiasaan, kalo adzan berkumandang dan gw udah stand by di depan klinik Citama, gw pulang naik angkot. Biar nggak ganggu orang rumah yang lagi shalat.
Gerimis, curah hujan semakin banyak, semakin deras, dan akhirnya hujan lebat! Gw lari-larian menuju rumah, sekitar 100 meter saat hujan benar-benar lebat. Kerudung dan baju gw basah, tapi hati tetap senang. Ada satu orang sahabat yang mulai hari ini menjalani kehidupan barunya.
Kau tahu, kenapa orang menikah selalu mendapat ucapan “Selamat Menempuh Hidup Baru”? Karena mereka harus meninggalkan orang-orang yang pernah mereka cintai di masa lalu.
- Coupl(ov)e
“Cinta
sejati selalu datang pada saat yang tepat, waktu yang tepat, dan tempat
yang tepat. Ia tidak pernah tersesat sepanjang kalian memiliki sesuatu.
Apa sesuatu itu? Tentu saja bukan GPS, alat pelacak, dan sebagainya,
sesuatu itu adalah pemahaman yang baik bagaimana mengendalikan
perasaan.”
— Tere Liye, novel "Kau, Aku & Sepucuk Angpau Merah"
Jadi pagi ini Riri janji ketemu Mas Dar sebelum jam 6 di terminal Lebak Bulus. Bangun pagi jam 4, meskipun hujan tapi Riri tetap datang karena takut mas Dar nunggu lama. Tapi akhirnya malah Riri nungguin 1 jam di sana! Udah gitu Riri sempat ngancam mau balik lagi ke rumah, nggak jadi ke acara nikahannya Ela.
"Riri... naik deborah aja. Kasian Ela, masa di hari pentingnya Riri nggak dateng sih?"
"Nggak ada yang kasian sama akooh??"
Wah gawaaat.. akhirnya setelah membujuk Riri biar nggak ngambek lagi, Riri setuju naik deborah sampai stasiun Depok baru, kemudian naik kereta ke Bogor. Ini pertama kalinya Riri ke Bogor sendirian loooh... yeyey...
Gw dan Suci emang udah nungguin Riri sekitar 1 jam di stasiun Bogor, di kedai Venus Roti Unyil, sambil minum teh, ngobrol-ngobrol dan mencicipi roti unyil. Hehehe... jadi yang tadinya janjian di stasiun Bogor jam setengah 8 pagi, malah ngaret sampe jam setengah 10. Tentu saja, tanpa Mas Dar. Kami naik angkot 12 dari stasiun Bogor menuju Barata. Nggak terlalu susah dicari alamatnya, jadi cepat saja kami sampai ke tujuan.
Ela yang nggak biasa dandan kalo ke kantor, jadi terlihat sangat berbeda hari ini. Pancaran aura pengantin. Haha... Oia, gw sempat dikasih melati sama Ela. Biar cepat menyusul katanya ^_^ hhoho... Aamiiin..
Acara pernikahannya Ela juga cukup meriah. Ada tarian adat dan lain sebagainya. Pokoknya seru...
Setelah acara tarian adat itulah, kami foto-foto di kamar pengantinnya Ela. Hihihi...
Gak lama kemudian, mbak Elly datang. Disusul kabar ojeknya mas Dar mogok di tengah jalan. Jadi harus ganti ojek. Plus, Mas Dar kelaperan. Hahaha... *evilgrin.
Ternyata malah keadaannya lebih parah lagi. Setelah mas Dar datang, dia cerita. Ojek yang ditumpanginya mengeluarkan asap, kebakar gitu, mogok. Akhirnya ganti ojek. Nah, setelah sampai depan perumahan ternyata ada fogging! Mas Dar jadi berasa kayak artis yang baru muncul di panggung, trus dikasih asap.
Kasian banget, padahal udah dandan abis-abisan. Pake jas pulak :))
Kejadian yang menimpa Mas Dar itu kayak karma dari Riri. Hahaha... langsung kebales.
Well, sebenarnya Mas Dar emang udah ngerasa bersalah banget sama Riri. Jadi setelah foto-foto di nikahannya Ela, makan-makan dan pamit pulang, kita diajak jalan-jalan ke Kebun Raya Bogor. Padahal sebelum nikah, Ela pengen banget ngajakin gw, suci dan riri jalan-jalan ke Bogor. Sekarang udah kesampean nih, tapi pas di hari pernikahannya dia. LOL
Berhubung adzan zuhur berkumandang setelah berpamitan sama Ela, jadi kami shalat dulu di mushala depan perumahan. Mbak Elly nggak ikutan soalnya ada agenda lagi. Abis tu sambil nungguin Riri dandan setelah solat, mas Dar ngabisin roti unyil yang tadi gw beli, biar bawaannya nggak berat ^^. Hhehe... Mas Dar sempat protes juga ke gw, "Riri ngapain dandan sih? Mau ketemu rusa aja rapi banget..."
Yaaaa.... namanya juga cewek...
Kami naik angkot sampai stasiun Bogor. Kemudian jalan kaki. Yups, jalan kaki di trotoar niatnya sampai pintu masuk KRB. Gw sih yang nggak kebayang seberapa jauhnya, cuek aja. Toh emang gw biasa jalan kaki. Tapi lama-lama.... jalan kaki pake sepatu heels 3 cm tuh lumayan loooh (gw biasa pake sepatu flat). Dan kami memutuskan naik angkot lagi.
Ketika tiba di sana, Riri yang baru pertama kali ke KRB keliatan sumringah banget. Hahaha... Keselnya ilang deh sama mas Dar. Apalagi ketika Mas Dar menyorot Riri dengan handycam-nya, "ayo kamu kalo mau marah-marah ke aku sekarang aja. Aku rekam nih," tapi Riri udah demam kamera duluan. Nggak jadi marah deh ^^, naiiis tips.
Rencananya Mas Dar mau bikin semacam film dokumenter perjalanan gitu. Jadi sejak kami masuk KRB selalu disorot. Ada adegan per adegan. Haha... adegan baru masuk KRB, nunjuk-nunjuk peta, dst.. dst...
Kami akan pergi ke museum zoologi. Gw baru ngeh klo ada garden shop di belakang peta perjalanan. Di samping garden shop itu ada pohon yang buahnya kayak buah asem tapi gede banget, sebesar betis orang dewasa. Sayangnya nggak bisa liat itu buah isinya apaan, atau sekedar menyicipi. Kami terus berjalan hingga tiba di museum yang ternyata sedang dalam renovasi!
Renovasi itu nggak menyeluruh. Kami bisa masuk di pintu belakang yang ada kerangka ikan paus biru. Sumpah gede banget! Gw, Suci dan Riri juga banyak foto-foto di sana. Haha... teteppp ye....
Kami masuk ke dalam dan mengambil beberapa foto hewan di dalam. Mas Dar selalu yang mengambil gambar kami dengan hewan, hewannya aja, atau kami aja para ciwi ciwi.
Di setiap sudut kami foto (kecuali ular). Bareng kupu-kupu, ikan, kura-kura, macan, kukang, sampai akhirnya Mas Dar protes, "Hey, kok kalian nggak ada yang foto sama aku? Aku kan udah disemprot, bebas nyamuk." Hahaha... yo wis, akhirnya Riri yang ngambil foto Mas Dar. Karena nggak mau difoto sendirian, akhirnya gw dan suci ikutan nimbrung di sana. Tepat di depan ikan gede.
Puas dengan foto-foto di museum zoologi, kami melanjutkan perjalanan. Foto-foto lagi di depan rumah tua? Entah bangunan apalah itu namanya yang ada di depan museum. LOL. Kalo lagi jalan berempat gini, Mas Dar bener-bener kayak Pakde kita deh. Padahal dulu Mas Dar pernah bilang ke Mas Haryo, "Gw ogah ah jalan sama mereka (Retno, Suci, Ela, Riri) kalo nggak ada lu. Ntar jadi kayak babbysitter mereka," Hahaha... dan itu malah terwujud hari ini. Pakdeee..... beneran jadi kayak charlie & angels. LOL
Kami juga ditraktir es krim sama mas Dar. Katanya, "jalan-jalan sama kalian enak ya, modalnya cuma es krim tiga rebu. Kalo gini sih sampe pilek juga gapapa aku yang traktir."
Itu karena Riri ribut banget pengen nyari mesin ATM, nggak enak kalo nggak pegang uang, katanya. Mas Dar yang (mungkin) masih ngerasa bersalah bilang, "kamu mau ngapain sih megang duit? Nih aku punya uang kok. Bilang aja, mau jajan apa?"
"Nggak mauu... aku mau narik sendiri." Riri ketus.
"Yaudah nih, tarik aja sendiri," Mas Dar ngeluarin dompet dan nyuruh Riri narik sendiri uang di dalamnya. Tapi dompetnya ditarik lagi sama Mas Dar ketika Riri dan Suci udah ambil ancang-ancang. Mas Dar nggak tega ngeliat duitnya ditarik-tarik orang. Hahaha...
Setelah itu, Riri ketemuan dengan sepupunya, Vivi.
yeyeye.... akhirnya ada yang bisa ngambil foto kami berempat. Haha... Mas Dar seneng banget deh, biasanya kan dia yang fotoin ciwi-ciwi. Buat foto penutup, kami ambil gambarnya di tepi danau. Oia, mumpung masih di tepi danau, kami lihat rusa dulu di dalam pagar istana. Tapi rusanya malu banget nggak mau mendekat ke pagar...
"Rusaaa... sini dong.."
Rusanya cuek
Hari sudah beranjak sore. Mau jalan-jalan lebih jauh ke dalam juga nggak enak. Udah mulai gelap. Akhirnya kami
Mulai gerimis, dan kami masih dalam perjalanan ke BTM (Bogor Trade Mall) untuk mencari sesuap nasi. Mas Dar sih, yang paling semangat. Dia jalan paling depan, disusul gw dengan posisi nomor dua, Suci yang ketiga, Riri dan Vivi berada di posisi terakhir sambil bawa payung. Hujan semakin deras ketika kami berada di depan BTM. Kami lari masuk ke dalam! Kami, kecuali dua cewek yang bawa payung itu :))
Kami pesan makanan dan duduk di dekat jendela yang menghadap jalan raya depan mall. Lalu lintas kota Bogor sangat padat. Bukan kota seribu angkot lagi, tapi dari data terakhir, mencapai delapan ribu angkot. Lupakan soal lalu lintas sejenak, kami makan dengan lahapnya. Terutama
"untung aja kita udah sampe sini sebelum hujannya tambah deras ya. Gak kebayang kalo kita masih di kebun raya."
"iyalah, aku bisa makan rumput!"
Dan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, makanan itu ludes. ^^,
Sambil duduk-duduk santai itu lah, kami cerita-cerita. Entah asumsi dari mana gw dikira dijodohin sama orang Purwokerto saat berkunjung ke Jateng minggu lalu. Hahaha... bukaaan... bukan dijodohin, bukan dilamar apalagi dinikahkan di sana. big nooo.... cuma refreshing aja kok.
Dan omong-omong tentang Ela, Mas Dar ngasih wejangan sore, "seberapa besar ekspektasi kamu ke calon? Seperti gelas ini, jangan berharap yang berlebihan, nanti tumpah. Tapi jangan yang kurang juga, nanti nggak memenuhi kebutuhanmu. Jadi harus tetapkan standar kesanggupan kamu bersama dia,"
noted! Ya, kadang kita emang mengharapkan pasangan yang sempurna, tapi nggak melihat batasan diri sendiri, tanpa kita sadari yang berlebihan itu nggak baik.
"Cowok2, jika kalian ingin istri yang cantik seperti bintang film, setidaknya pastikan kita setampan bintang film juga. Jika kalian ingin istri yang pintar, jenius, setidaknya pastikan kita juga pintar dan jenius. Jika kalian ingin istri yang pandai memasak, jago mengurus rumah, setidaknya pastikan kita juga pandak memasak, jago pula mengurus rumah. Pun, jika kalian ingin istri yang baik, salehah, maka setidaknya pastikan kita juga baik dan saleh. Nah, buat cewek2, jangan mesem2 senang. Ini juga berlaku sebaliknya buat kalian." - Tere Liye
---
Pukul lima sore, kami memutuskan untuk pulang. Riri sudah ke ATM, Mas Dar sudah mengambil video hiruk pikuk jalanan depan BTM buat dibikin artikel. Tujuan kami selanjutnya stasiun Bogor. Kami semua naik kereta kecuali Suci yang memang akan ke rumah neneknya.
Kami duduk di gerbong tengah. Riri dan Vivi turun di stasiun Bojonggede. kami sudah tidak banyak cerita lagi karena memang sudah capek sekali. Memasuki stasiun Citayam, Mas Dar ikutan turun. Lha, ngapain ikut-ikutan?
"aku belom pernah turun di sini, pengen tau aja," katanya. Mungkin sekalian di-shoot. hhaha... yaudah gw ajak jalan aja lewat gerbang belakang, sampai jalan raya. Kemudian Mas Dar akan masuk lagi ke stasiun Citayam lewat gerbang depan yang jalanannya selalu ramai itu.
Adzan Maghrib berkumandang, jadi gw nggak dijemput siapa-siapa. Udah jadi kebiasaan, kalo adzan berkumandang dan gw udah stand by di depan klinik Citama, gw pulang naik angkot. Biar nggak ganggu orang rumah yang lagi shalat.
Gerimis, curah hujan semakin banyak, semakin deras, dan akhirnya hujan lebat! Gw lari-larian menuju rumah, sekitar 100 meter saat hujan benar-benar lebat. Kerudung dan baju gw basah, tapi hati tetap senang. Ada satu orang sahabat yang mulai hari ini menjalani kehidupan barunya.
Kau tahu, kenapa orang menikah selalu mendapat ucapan “Selamat Menempuh Hidup Baru”? Karena mereka harus meninggalkan orang-orang yang pernah mereka cintai di masa lalu.
- Coupl(ov)e
HAPPY WEDDING DAY, ELA ^_^
Seneeeeng >.<
ReplyDeletesamaaa... bulan depan ke Bandung yaa ^_^
DeleteBulan Depan ke SIngapur ya
Deleteeh gk jdi deh..kamu soalnya marahan si...
Deleteaaaaa foto yang dari belakang ber 3 kereeeeen
ReplyDeletehhaha.. iya, aku juga suka banget ^_^
DeleteTanya dong..... itu jerawat siapa yah kok GEDE amat, jelas banget pas di close up, hehehehe....
ReplyDeletehmmm... dijawab enggak yaa...? ^^
Delete