Pemimpin itu bernama presiden

Hm... udah lewat tengah malam dan gw masih terjaga. Rasanya pengen ngejagain waktu biar nggak cepat pagi. Masih pengen di rumah!*efekLiburan

Sebentar lagi ada pemilihan presiden RI. Ada dua calon, tapi entahlah gw masih belom kepo-in kedua calon itu. Haha... kalo milih kan harus diteliti dulu yaa... secara yang terpilih nanti akan menjadi pemimpin gue 5 tahun ke depan.

Hampir tiap hari di beranda facebook gw ada black campaign. Udah membudaya banget kayaknya. Wallahu'alam ya... kalo nggak bener beritanya, jadi fitnah. Dan kita semua tau bahwa fitnah itu lebih kejam dariii.....?

"Pilih gw aja, presiden tahun 2054,"

Gw lagi makan siang bareng Rakay dan Mas Duy di meja kerja, sambil ngebahas politik. Tetiba Rakay mengajukan diri. Nggak aneh sih, soalnya waktu pulang kerja pun dia pernah ngajuin diri. Haha... Kampanye mulai dari sekarang.

"Kalo gw jadi presiden nanti, nggak akan ada yang menerobos lampu merah. Soalnya nanti akan ada sensor untuk kendaraan, kalo diterobos pas lampu sedang merah, LANGSUNG MELEDAK!"


Demi mendengarkan kelanjutan pidato pertama calon presiden 2054 itu, gw menghentikan segala aktifitas.
"Bagus kan, jumlah kendaraan jadi berkurang dan Jakarta bisa bebas macet secara signifikan."
"iya, sekalian ngurangin jumlah penduduk!" Mas Duy setuju banget.

"Nanti di setiap ruas jalan akan ada algojo buat yang parkir sembarangan. Nggak akan ada lagi zebra cross karena semua orang harus naik jembatan penyeberangan. Begitu juga dengan jalur 3in1 ... bla bla bla...."

"Keren Kay! Ntar gw jadi tim sukses elo deh." gw menyemangati, biar dia cerita lebih seru lagi.

"Dengan begini, gw yakin bisa memimpin 20 periode! Nanti gw nggak mau pake wakil presiden ah. Jadi kalo di sekolah, di depan kelas, yang dipajang cuma foto gw aja sendiri di tengah-tengah. Kiri - kanannya burung garuda."

"oke, merintis karir dari sekarang aja. Coba jadi pak RT." komentar mas Wahyu yang baru datang. "Baiknya secara bertahap. Abis tu jadi pak RW, lurah, camat, dst... sampe jadi presiden."

Di lain waktu Bang Rajen mengomentari, "2054?? Nggak tau deh ya, kalo gw masih idup..."
Dan lagi, 20 periode menn.... keburu sepuh :))
Kata Bang Rajen juga, karena Rakay punya insting tajam sama cemilan, kemungkinan besar nanti kalo ada jamuan kerajaan, cemilan dibabat habis sama dia. Hahaha....

Dan pembicaraan Rakay-mau-jadi-presiden ini berlangsung tiga siang berturut-turut. Doi semangat banget kayaknya. Ujung-ujungnya mau jadi gubernur aja, atau jadi mentri. He really do loves politic! Gw cuma bisa mengamini. ;)

Tanpa sadar, bacaan gw belakangan ini memang sudah bertema politik. Walaupun bukan politik di Indonesia sih. Gw lagi suka sama sejarah kebudayaan Islam. Dasarnya seorang pemimpin yang baik harus menguasai empat elemen:
Amanah : bisa dipercaya untuk jabatan yang diberikan padanya.
Fathanah : cerdas dalam mengambil keputusan.
Shiddiq : berkata yang benar dan berbuat yang benar.
Tabligh : berani menyampaikan kebenaran walaupun pahit.

Itulah, jika Rasulullah terlalu sempurna, gw masih mendambakan sosok pemimpin seperti Khulafaurrasyiddin. Atau seperti jaman pemerintahannya kekhalifahan utsmani. Ah~ semakin gw baca, semakin kangen.... semakin pengen tinggal di Golden Age of Islam. Hehe... Kalo seandainya gw hidup di zaman itu, gw pengen tinggal di Cordova. LOL. Kayaknya semua orang juga gitu ;))

Fyi, saat Takudar Khan menyiapkan rencara untuk merebut kekuasaan Mongolia yang ketika itu dipimpin oleh kaisar Arghun, beliau memerintahkan seseorang untuk mengambil kitab Jengiz Khan. Taruhannya nyawa loh untuk mengambilnya. Takudar ingin mempelajari sejarah, bagaimana Jengiz Khan mempersatukan daratan Mongolia. Ia ingin mengetahui strategi, kesiapan logistik dalam berperang, dst... dari hal yang besar hingga yang remeh temeh. Harusnya pemimpin yang baik memang begitu. Lebih dari memahami sejarah dan geografi.

"No, ntar kalo gw jadi presiden, lo bisa dengan bangga cerita ke anak-anak lo... presiden yang sekarang adalah teman mama,"
"Oh kalo itu... tergantung!"
"Tergantung kenapa?"
"Ya kalo kerja lo bagus, bisa gw akuin. Tapi kalo nggak..... hehehe..."

0 comments:

Post a Comment

Search This Blog