"Cinta di Dalam Gelas" - Andrea Hirata

Setelah setahun aku acuhkan novel dwilogi "Padang Bulan" itu, aku mulai membukanya lagi. Terakhir aku membaca "Padang Bulan" sekitar tujuh bulan yang lalu dan ceritanya sungguh sangat membosankan. Padahal trilogi Laskar Pelangi keren banget. Mungkin bukan gayanya bercerita, tapi memang ceritanya yang menurutku kurang menarik.

Kemudian pada hari ini, aku diharukan dengan Cinta di Dalam Gelas yang aku baca karena iseng.
Memang menghabiskan waktu tiga hari untuk mengkhatamkannya sih, tapi setiap waktu luang selalu ingin baca lagi dan lagi.
Baru kali ini aku benar-benar menghayati tokoh-tokohnya. haha....
Tokoh Maryamah sangat menginspirasiku. Aku senang karena berakhir bahagia dan agak sedikit dramatis.
Baru aku tahu ada kelompok masyarakat yang unik seperti itu. Membaca novel itu, melemparkanku ke pertengahan tahun 90-an, di mana teknologi sudah maju tapi aku masih udik di pinggiran Jakarta. Pinggir.... sekali.

Sejujurnya aku nggak pernah mengalami keadaan di mana masyarakat sangat mencintai warung kopi karena bapakku bukan pecinta kopi seperti itu. Ya! Baru aku tahu ada warung kopi yang hanya menjual kopi dan digunakan untuk tempat berbagi rasa.

Yang tak kalah mengagumkan, soal catur itu loh. Aku juga baru tahu ada pertandingan catur kayak gitu. Jadi kayak film Tsubasa yang rada lebay gimana gitu. haha....
Main catur ternyata melibatkan perasaan juga ya. super dramatis!

Over all, salut banget buat tokoh Maryamah Karpov. Aku sampai terharu banget di pertandingan finalnya. apalagi Grand Masternya juga ikut nonton. Kereeeeennn !!!
salut sama Andrea Hirata.

0 comments:

Post a Comment

Search This Blog