Ibu oh Ibu...



Baru aja kemarin gw publish tentang rencana masa depan. Baru dipublish tapi gw revert lagi ke draft, sih.. hhehe… itu loh, tentang arti hidup menurut gw. Singkatnya, gw pengen hidup yang kayak gini: di usia muda dapat kesempatan belajar di luar negeri, berkarir di perusahaan asing yang sedang tumbuh supaya dapat posisi bagus, jadi full-time mother tapi tetap berkarya di rumah.

Siang ini gw nerima email undangan untuk tes di salah satu perusahaan IT, yang keren lah menurut standar gw. Tempatnya sih masih di Pulau Jawa, tapi jauuuh banget dari rumah gw. Tepatnya di Semarang.

Sepulang kerja, gw iseng-iseng bertanya ke ibu, “boleh nggak eno merantau?”

Ibu: “Merantau sih boleh kalo ibu punya anak banyak. Nah, ibu kan cuma punya satu anak perempuan. Apa kata orang? Bu Budi di usia senja malah ditinggal sama anaknya,”

Gw: “yaaah… ga gitu juga kali… kan belajar mandiri,”

Ibu: “kalo mau mandiri sih di rumah juga bisa. Ibu dulu pernah ngerasain jauh dari rumah tuh sengsara, nggak enak. Jangan sampe mengulang sejarah,”

Gw: “ibu nggak bangga kalo anaknya sukses di negeri orang? Orang lain malah senang tuh anaknya ke luar negeri.”

Ibu: “apa sih artinya kebanggaan? Harta, jabatan, nggak ada artinya kalo kita nggak bisa menikmati hidup. Lebih enak juga di sini, kita sama-sama…”

Gw: “Iyan boleh nggak kuliah di Jogja?”

Ibu: “ya gak apa-apa lah… dia kan anak laki.”

Hm… ya selalu begitu kalo membahas masalah rantau merantau. Apalah arti kesempurnaan hidup versi gw, jika ga bisa menikmati itu bersama orang-orang yang sangat berarti dalam hidup gw?

0 comments:

Post a Comment

Search This Blog