Menafsirkan Doa

catatan dari Tere Liye:
Saya pernah menulis catatan ini, agar orang2 belajar dari teladan. Tapi semakin hari, sepertinya semakin kacau adab berdoa orang2. Ada yang doa minta pacar, ada yang doa minta terkenal, ada yang minta jabatan. Ya Allah, kita ini tahu saja sama sekali tidak apa manfaat sesuatu itu. Bahkan, kita ini kadang berdoa untuk hal buruk sekali. Sangat2 buruk.

Perlu dipahami, doa dan bagaimana kalimat doa yang kita lepaskan itu adalah salah-satu petunjuk jelas seberapa tinggi pemahaman kita. Orang2 yg tidak paham, bahkan tidak mengerti doanya justeru utk hal maksiat jahat--seperti orang berjudi, lihatlah, mereka juga berdoa please, please ya Allah semoga menang (dodol banget kan). Tapi orang2 yg paham, doanya akan indah sekali, penuh adab yg baik. Silahkan dibaca ulang catatan lama ini:

*Tiga Doa Yang Baik

Dalam surah An-Anbiya' (83 - 89) secara beruntun, dituliskan kejadian dan doa-doa ketika orang2 terbaik dalam situasi yang sebenarnya sama dengan orang kebanyakan. Sebelum membahasnya satu persatu, akan saya tuliskan langsung terjemahan tiga doa tersebut (silahkan rujuk kitab suci untuk membacanya)

1. Derita fisik, sakit berkepanjangan
Doa nabi Ayyub, "Ya Tuhanku, sungguh aku telah ditimpa penyakit, padahal Engkau Tuhan yang Maha Penyayang dari semua yang penyayang."

2. Dalam situasi amat super terdesak dan tidak bisa melakukan apapun
Doa Nabi Yunus yang ditelan ikan besar, "Tidak ada Tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau. Sungguh aku termasuk orang-orang yang zalim."

3. Dalam situasi mengharapkan sesuatu
Do'a Nabi Zakaria yang tidak kunjung dikaruniai putra, "Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan aku hidup seorang diri tanpa keturunan dan Engkaulah ahli waris yang terbaik."

Memperhatikan redaksi doa-doa ini amat menarik. Dan tentu saja, hei, bukankah masalah kita kurang lebih sama dengan hal2 tersebut.

Pertama, bicara tentang beban hidup, situasi terdesak, saya kira, tidak ada di antara kita yang lebih rumit situasinya dibandingkan Nabi Yunus yang ditelan hidup2 oleh ikan besar yang berada di lautan luas. Gelap di sekitarnya, sempit, mungkin amis, mungkin sesak, entah hidup, entah mati. Saya tidak bisa membayangkan situasinya dengan persis, karena jelas itu bukan kisah fiksi. Coba bandingkan dengan kita. Situasi hidup kita, se-terdesak apapun, rasa-rasanya tidak semengerikan ditelan ikan besar. Maka pelajari doa yang dilepaskan oleh Nabi Yunus, dia justeru mengakui, semua situasi ini, semua kesulitan ini, sungguh aku termasuk orang-orang yang zalim.

Pun sama, Nabi Ayyub itu tidak hanya sakit bertahun2, tapi juga kehilangan kekayaan, anak-anaknya meninggal semua, teman2 pergi, pengaruh dan kekuasaan musnah, tinggallah dia sakit payah. Konon katanya, tubuh Nabi Ayyub yang sakit bernanah bahkan dipenuhi oleh ulat belatung. Saya kira, kalau sakit kita tidak mengalami sakit semengerikan itu. Busuk, bau, semua tumplek jadi satu. Bacalah doa yang dilepaskan Nabi Ayyub, dia justeru meyakini, amat meyakini, wahai Allah, Engkau Tuhan yang Maha Penyayang dari semua yang penyayang.

Terakhir (dalam rangkaian ayat2 83-89 Anbiya), Nabi Zakaria itu sudah tua, orang2 jaman dahulu usianya bisa menyentuh 1.000 tahun. Saya tidak tahu pasti usia beliau akhirnya punya anak, sudah cek beberapa sumber, tapi daripada salah kutip tidak usah saya tuliskan, hanya saja bisa disimpulkan betapa lama pengharapan Nabi Zakaria atas hadirnya putra tersayang. Lamaaa sekali. Puluhan tahun. Berapa lama kita berharap atas sesuatu hari ini? Paling juga 3 bulan, 6 bulan. Berapa lama sih? Mungkin ada sih yang 20 tahun, 30 tahun, tapi karena usia orang hari ini hanya puluhan tahun, nampaknya tidak akan mengalahkan Nabi Zakaria soal menunggu, berharap. Lantas doa apa yang dilepaskan Nabi Zakaria, dia justeru bilang, "Engkaulah ahli waris yang terbaik." Tidak masalah kalau pun dia tdk punya anak, karena Allah adalah ahli waris terbaik.

Saya tahu, jangan membandingkan kita dengan mereka. Jauh bumi dari langit. Tapi meneladani apa2 yang tertulis dalam kitab suci tentu adalah perkara orang2 yang yakin dan mau belajar. Semoga kita bisa menyimpulkan banyak hal dari 3 doa dalam ayat2 yang beruntun ini. Tentu ada alasan penting kenapa tiga doa ini dituliskan berdekatan.

**Sebagai tambahan, silahkan buka Al Qur'an, kita akan menemukan begitu banyak redaksi doa yang baik. Ketika Musa harus berhadapan Fir'aun, misalnya, banyak sekali contoh doa yang sangat baik. Silahkan berdoa, kita bahkan disuruh berdoa biar tdk sombong, tapi gunakan adab yg baik. Berhentilah berdoa sejenis: Ya Allah, jadikanlah dia pacarku. Atau ya Allah, jangan turun hujan biar sy tdk kehujanan, ya Allah, kalau saya tidak lulus, semoga dia juga nggak lulus, dsbgnya, dsbgnya. Dan jangan lupa, berdoa itu bukan di jejaring sosial, macam di facebook atau twitter.

Semoga jadi pelajaran bagi kita semua, khususnya saya pribadi :)

0 comments:

Post a Comment

Search This Blog