Kebiasaan Membaca by Tere Lije

Kebiasaan membaca seharusnya bukan semata2 milik orang Jepang. Bayangkan, di Jepang, koran2 top mereka, seperti Asahi Shimbun, oplahnya per hari bisa mencapai nyaris 8 juta eksemplar (edisi pagi), dan 3 juta (edisi sorenya). Ampun2an deh melihat angka ini. Kalian tahu, setiap 1000 orang Jepang, maka ada 634 koran. Gile bener, kan? Di Indonesia, satu koran bisa buat 10 orang. Yomiuri Shimbun, koran Jepang juga, bahkan sirkulasinya bisa mencapai 14 juta per hari (tahun 2005; tahun paling tinggi).

Menurut cerita orang2 yg pernah tinggal di luar negeri; negara2 maju itu, budaya membacanya bukan main. Di kereta, di bus, di halte, mereka pada rajin membaca. Karena saya hanya tinggal di kisaran sini-sini saja, jd saya tidak tahu pasti, apakah kabar ini benar atau cuma kabar burung saja. Kalau melihat data dari nationmaster, meski datanya tidak update, maka di negara seperti Swis, Finlandia, Inggris, rata2 produksi buku per judul bisa mencapai 2 judul per 1000 penduduk. Indonesia di urutan 97, dengan angka 0,001 judul per 1000 penduduk. Kita lagi2 tertinggal jauh.

Menurut cerita orang2 yg pernah tinggal di luar negeri; negara2 maju itu perpustakaannya ramai sekali. Jam buka perpustakaan baru setengah jam lagi, pukul 09.00, yg mengantri di halaman perpust sudah mengular panjang, yang membuat petugas perpust harus membuat aturan main masuk per gelombang. Di Indonesia rasa-rasanya sy tidak pernah menemukan yg begitu. Sy pernah nyasar di Hongkong, sy bingung melihat ini antrian apa sih? Panjang benar, pagi2 sekali? Seorang petugas berbaik hati bilang antrian masuk perpust. Saya menghela nafas lega, Thx God, sy kira ini antrian ke toilet, karena sy sejak tadi kebelet buang air kecil setelah berkeliling.

Tinggalkan data kuantitatif yangkadang membuat pusing, mari kita lihat sekitar; apakah kebiasaan membaca ada? Anak2 remaja, apakah lebih suka menghabiskan waktu dengan membaca? Orang tua, orang2 dewasa, apakah lebih suka menghabiskan waktu dengan membaca?

Silahkan dinilai masing2, karena kalau saya yang menyimpulkan, lebih banyak yang protesnya. Bilang melototin gagdet, itu juga membaca. Dsbgnya, dsbgnya.

Saya hanya ingin menutup catatan pendek ini dengan: seharusnya kebiasaan membaca itu MILIK kita. Yaa Allah, bukankah semua umat muslim tahu, ayat pertama yang diturunkan

berbunyi: bacalah. Kebiasaan membaca itu sungguh seharusnya milik kami. Milik kami ya Allah. Jadi bukan karena tere liye seorang penulis buku, yang jualan buku, maka dia konsen sekali atas budaya membaca, tapi adalah perintah nyata dalam kitab suci,membaca.

Entahlah. Sebenarnya, apakah orang2 modern di luar negeri itu yang lebih paham soal perintah membaca ini, mereka mengambil manfaatnya, sementara kami tidak--bahkan  tidak peduli kalau itu perintah pertama kitab suci. Saya juga akan tulis lagi dalam repost catatan ini beberapa manfaat membaca (’Aidh bin Abdullah al-Qarn):
  1. Membaca menghilangkan kecemasan dan kegundahan.
  2. Ketika sibuk membaca,sesorang terhalang masuk dalam kebodohan.
  3. Kebiasaan membaca membuat orang terlalu sibuk untuk bisa berhubungan dengan orang2 malas dan tidak mau bekerja.
  4. Dengan sering membaca,seseorang bisa mengembangkan keluwesan dan kefasihan dalam bertutur kata.
  5. Membaca membantu mengembangkan pemikiran dan menjernihkan cara berpikir.
  6. Membaca meningkatkan pengetahuan seseorang dan meningkatkan memori dan pemahaman.
  7. Dengan sering membaca, seseorang dapat mengambil manfaat dari pengalaman orang lain, seperti mencontoh kearifan orang bijaksanan dan kecerdasan orang-orang berilmu.
  8. Dengan sering membaca, seseorang dapat mengembangkan kemampuannya baik untuk mendapat dan merespon ilmu pengetahuan maupun untuk mempelajari disiplin ilmu dan  aplikasi didalam hidup.
  9. Keyakinan seseorangakan bertambah ketika dia membaca buku2 yang bermanfaat, terutama buku2 yang ditulis oleh penulis2 yg baik. Buku itu adalah penyampai ceramah terbaik dan ia mempunyai pengaruh kuat untuk menuntun seseorang menuju kebaikan dan menjauhkan dari kejahatan.
  10. Membaca membantu seseorang untuk menyegarkan pikirannya dari keruwetan dan menyelamatkan waktunya agar tidak sia2.
  11. Dengan sering membaca, seseorang bisa menguasai banyak kata dan mempelajari berbagai model kalimat, lebihlanjut lagi ia bisa meningkatkan kemampuannya untuk menyerap konsep dan untuk memahami apa yang tertulis “diantara baris demi baris” (memahami apa yang tersirat).

1 comments:

Search This Blog